Friday, March 30, 2007

Pacing - Leading (NLP)

Free Friday!

Suatu hari saya bertemu dengan seorang teman lama di sebuah kafe di Jakarta Selatan, ia dengan nada kesal menceritakan kepada saya bahwa bosnya sangat tidak adil dan tidak profesional serta unsur KKN nya kental. Teman ini mengatakan bahwa seharusnya yang dipromosikan untuk menggantikan posisi General Manager yang kosong adalah dia yang jauh lebih senior (5 tahun), lebih baik prestasinya, lebih disiplin, lebih loyal, dan lebih-lebih yang lain. Tetapi ternyata yang dipromosikan adalah si Donny yang lebih dekat dengan si bos (sering main golf bareng) dan baru bekerja 2 tahun serta prestasinya tidak lebih baik dari teman saya.
  • Apakah si bos memang tidak adil, tidak profesional dan KKN?
  • Apakah keputusan yang diambil oleh si bos salah?
  • Apakah si Donny main curang, cari muka, tidak profesional?
  • Apa yang salah dengan teman saya?
Sekarang mari kita cermati bersama permasalahan diatas, kalau secara teknis dan prosedural memang seharusnya teman saya yang layak untuk dipromosikan. Tetapi ada faktor lain yang juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengambilan suatu keputusan yaitu KESAMAAN. Dari kasus diatas si bos lebih memilih si Donny yang memiliki kesamaan hobby yaitu main golf daripada teman saya. Dan hal tersebut memang sangat wajar dan terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan kita.
Kita sendiri sering melakukan hal tersebut, sebagai contoh pada saat kita membeli barang dan ternyata si pedagang berbahasa jawa maka kita cenderung untuk ikut berbahasa jawa (kalau kita orang jawa juga) kalaupun bukan biasanya kita berusaha untuk ngomong jawa sebisanya, tujuannya hanya satu yaitu menciptakan kesamaan supaya diberikan harga lebih murah. Atau misalnhya kita sedang berlibur ke Eropa dimana dalam rombongan ada orang Afrika, Amerika, Perancis, dan Malaysia. Nah, dengan siapa kita cenderung akan duduk dan berteman?. Dengan orang Malaysia tentunya, karena kesamaan rumpun dan bahasa yaitu Melayu, apakah kita salah, diskriminatif...tentu saja tidak.
Disinilah pentingnya kita melakukan PACING, yang berarti kegiatan untuk menyesuaikan atau menyamakan terhadap sesuatu. Tujuan Pacing adalah untuk menciptakan kedekatan hubungan baik yang pada akhirnya akan membangun kepercayaan (Building TRUST). Pacing seperti contoh diatas bisa diterapkan dalam seluruh bidang kehidupan. Dalam dunia kerja, seorang Atasan melakukan Pacing terhadap anak buahnya agar kebijakan yang dibuat dapat dengan senang hati dilaksanakan (menghindari konflik), sementara anak buah perlu melakukan Pacing kepada atasannya untuk menciptakan kedekatan dan kepercayaan yang akan membuka kesempatan lebih luas dalam banyak hal. Sedangkan kita perlu melakukan Pacing terhadap sesama rekan kerja untu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta meningkatkan dukungan dan kerja sama.
Bagi para Marketer PACING sangat diperlukan untuk mempermudah penutupan transaksi (Closing), dikarenakan dengan Pacing Pembeli akan merasa nyaman dan timbul kepercayaan sehingga secara emosional (99% keputusan membeli dibuat secara emosional) memutuskan untuk memilih kita (produk/jasa yang ditawarkan) dibanding dengan marketer lain.
Sebagai kesimpulan PACING dilakukan untuk menciptakan KEDEKATAN (RAPPORT) sehingga dengan kedekatan akan terjalin hubungan saling PERCAYA (BUILDING TRUST) yang pada akhirnya tujuan utama kita akan tercapai yaitu MENGARAHKAN (LEADING) orang lain sesuai dengan KEMAUAN kita.
Salam Sukses!
EdySantoso
(trainer & motivator)

Thursday, March 29, 2007

State Of Excelence (NLP)

Love Thursday!

State of Excelence?.....'wah, binatang apalagi nih!...celetuk salah satu peserta workshop NLP yang saya ikuti setahun yang lalu. State of Excelence bisa diartikan dengan kondisi terbaik/puncak. Yang akan kita bahas disini adalah 'Mungkinkah kita selalu berada dalam kondisi terbaik/puncak?'
Dari pertanyaan tersebut, akan timbul 2 jawaban/persepsi yang berbeda. Diantara kita pasti ada yang mengatakan 'Tidak mungkin'....alasannya karena kita bukan robot/mesin, melainkan manusia yang memiliki emosi/perasaan yang setiap saat dapat berubah-ubah (biasa disebut mood). Namun ada juga yang mengatakan 'Mungkin' alasannya kalau kita mau kita pasti bisa (jawaban orang-orang yang optimis). Ini yang paling saya suka dalam NLP, yaitu Tidak ada yang namanya 'salah atau benar'....semua tergantung sudut pandang masing-masing, yang menurut kita benar belum tentu menurut orang lain.
Kembali ke pertanyaan diatas, dalam NLP kita belajar untuk mengenal lebih baik dan lebih dalam mengenai cara kerja otak sehingga kita bisa selalu berada dalam kondisi terbaik/puncak. Perilaku (Behavior) seseorang apakah positif atau negatif sangat ditentukan oleh keadaan (state) yang dimiliki sebelumnya. Karena itu akan sulit merubah perilaku (Behavior) seseorang tanpa merubah terlebih dahulu keadaan (state). Misalnya ada seorang karyawan yang pada sore hari sebelumnya dimarahi oleh atasannya maka pada keesokan harinya, si karyawan kemungkinan besar akan cemberut terus di kantor atau diam dan tegang (perilaku/behavior). Kita tidak bisa hanya mengatakan 'Sudahlah....ngga usah dipikirin....namanya juga Bos'.
Untuk bisa selalu memiliki 'State of Excelence', sangat tergantung kepada diri sendiri, ya kita bisa lakukan sendiri dan harus. Kalau datangnya dari luar maka sifatnya hanya sementara. Yang harus kita lakukan adalah :
  • Melihat keadaan (State)

Apakah keadaan (State) kita dalam kondisi negatif (malas, sedih, stres, gelisah,dll) sehingga perlu dirubah ke arah positif?

  • Merubah keadaan (State)

Tentunya kalau keadaan (State) kita negatif akan sangat berpengaruh terhadap perilaku (behavior) dan otomatis terhadap semua aktifitas baik di rumah, di masyarakat maupun di kantor dan hasilnya pun pasti mengecewakan (pekerjaan berantakan dan kita di cap tidak profesional. Ada 3 cara untuk merubah keadaan (State) menjadi lebih baik :

1. Merubah FOCUS (Internal Representation)

Yang dimaksud dengan FOCUS (Internal Representation) adalah arah pikiran kita dalam keadaan (State) tertentu. Misalnya pada saat sehari sebelumnya kita mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (dimarahi bos, berselisih paham dengan pasangan, dll) sehingga arah pikiran (FOCUS/Internal Representation) hanya tertuju kepada permasalahan tersebut yang berkelanjutan sampai kita bangun tidur, yang kita lakukan saat bangun tidur adalah merubah arah pikiran kita kepada hal-hal yang positif dan menyenangkan, misalnya berpikir bahwa tujuan bos marah adalah untuk kebaikan dan kemajuan kita serta tidak ada yang bersifat personal, atau kita pikirkan tentang apa yang bisa kita lakukan yang terbaik sehingga akan membuktikan bahwa kita memang profesional dan kompeten.

2. Merubah Fisiologis (Body Language)

'EMOTION is created by MOTION'. Ungkapan tersebut tepat sekali untuk menjelaskan cara yang kedua ini yaitu untuk merubah keadaan (State) kita menjadi lebih baik dengan melakukan gerakan-gerakan/tindakan (Fisiologis/Body Language) tertentu. Misalnya pada saat kita sedang menangis karen suatu hal, tiba-tiba ada orang mengetuk pintu, maka untuk merubah keadaan (State) yaitu dengan menengadahkan kepala keatas beberapa detik sambil menarik napas dalam-dalam atau bisa mengusap air mata kalau memungkingkan cuci muka. Itulah yang dimaksud dengan merubah fisiologis atau body language.

3. Merubah Keduanya (FOCUS/Internal Representation dan Fisiologis/Body Language)

Akan kita bahas lebih detail pada artikel mengenai Self Hypnosis atau Anda bisa mengikuti training yang kita adakan secara rutin setiap hari senin jam 15.30.

Itulah mengapa ada orang yang sepertinya selalu berada di kondisi terbaik/puncak (memiliki State of Excelence), selalu bersemangat, selalu fit, percaya diri, positif thinking, tenang dan selalu tersenyum. Kadang-kadang kita berpikir bahwa orang tersebut tidak pernah punya masalah. Kuncinya adalah menjaga STATE OF EXCELENCE secara terus menerus.

Salam Sukses!

EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Wednesday, March 28, 2007

Pay First....Enjoy Later....OR?

Fun Wednesday!

'Life is A Choice' begitulah kehidupan nyata. Hidup memang sebuah Pilihan, keadaan kita sekarang (pekerjaan, teman, bisnis, tetangga, pasangan hidup, materi, pengetahuan, keahlian dll) adalah hasil dari pilihan yang kita buat sendiri atau dibuatkan oleh orang lain (orang tua, kakak, saudara, guru bahkan teman) di masa lalu.
Apabila dari pilihan hidup yang telah kita buat membuahkan hasil yang memuaskan, maka bersyukur dan nikmati secara bijaksana tanpa lupa diri. Tetapi apabila sebaliknya maka tetaplah optimis karena kita masih memiliki kesempatan untuk membuat pilihan hidup baru untuk masa yang akan datang.
Berhasil atau belum kita sekarang, masih banyak pilihan hidup yang bisa kita buat. Orang yang saat ini berhasil belum tentu akan seterusnya berhasil karena itu pilihan hidup harus tetap dibuat. Menentukan pilihan hidup seperti apa memang bukan perkara membalikkan telapak tangan karena impact yang terjadi sangat besar terhadap hidup kita. Ibarat kalau kita makan di caffetaria/kantin, ada 2 macam pilihan yang bisa kita buat yaitu ' MAKAN DULU, BAYAR KEMUDIAN atau BAYAR DULU, MAKAN KEMUDIAN.' Mari kita bahas filosofi dari pilihan tersebut :
1. MAKAN DULU, BAYAR KEMUDIAN
Pada saat di caffetaria/kantin, kita bisa memilih untuk mengambil semua makanan dan minuman yang kita suka kemudian memilih tempat dan mulai makan. setelah kita puas dan kenyang baru kita beranjak dari tempat duduk dan mulai antri untuk membayar di kasir. Dalam kehidupan nyata banyak orang yang membuat pilihan hidupnya dengan cara yang pertama ini. Mereka tidak terlalu memperdulikan masa depannya, kesenangan, kebanggaan, gaya hidup santai, merokok, narkoba, minuman keras, free sex, dunia malam, dan banyak hal lain yang menyenangkan mereka saat ini menjadi pilihan hidup. Sering kali kita melihat mereka dengan perasaan kagum, "wah hebat ya, sepertinya mereka fun terus." Tetapi di balik itu semua banyak hal yang dikorbankan terutama masa depan mereka. Harga yang harus dibayar di masa depan sangat mahal bahkan terlalu mahal. Mereka tidak menyadari bahwa pilihan hidup yang mereka ambil saat ini untuk JUST FUN.... akan berakibat FATAL. Banyak para pemuda saat ini yang sebenarnya memiliki potensi yang besar tidak mau memanfaatkannya. Karena itu bukan hal yang aneh kalau kita sering melihat ataupun mendengar cerita tentang kematian di usia muda karena OD, terlibat kriminalitas serta tentang orang yang sudah lanjut usia, yang seharusnya sudah tinggal menikmati hidup dengan tenang bersama anak dan cucu-cucunya, ternyata masih harus membanting tulang. Itulah gambaran tentang pilihan hidup dengan cara MAKAN DULU, BAYAR KEMUDIAN.
2. BAYAR DULU, MAKAN KEMUDIAN.
Pada saat makan di caffetaria/kantin kita bisa memilih untuk mengambil semua makanan dan minuman yang kita suka kemudian menuju ke kasir untuk membayar, dan memilih tempat untuk menikmati makanan dan minuman yang telah kita pilih dan bayar. Pilihan hidup dengan cara yang kedua ini mengajarkan kepada kita untuk memprioritaskan kerja keras terlebih dahulu setelah itu baru menikmati hasilnya, seperti pepatah 'Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang kemudian'. Selama proses kerja keras tersebut banyak sekali tantangan (orang gagal menganggap sebagai hambatan) dan rasa sakit yang harus ditanggung, tetapi hasil akhirnya bisa sangat manis. Untuk orang dengan pilihan hidup cara pertama berpikiran sebaliknya (Berakit-rakit dahulu...Mati Kemudian), bisa saja terjadi. Karena itu apabila kita sudah memutuskan untuk mengambil pilihan kedua maka banyak hal yang harus diperhatikan dan dijalankan, tidak hanya kerja keras tetapi juga dibutuhkan kerja smart/cerdik/pandai. Kalau dalam manajemen ada istilah 'POAC - Planning, Organizing, Actuating & Controlling' (secara lebih detil akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel tersendiri. Orang-orang yang telah mencapai puncak sukses seperti sekarang karena mereka telah mengambil keputusan untuk 'BAYAR DULU, MAKAN KEMUDIAN'. Seorang dokter yang sukses telah menjalani suatu proses yang panjang dan melelahkan, saya pernah bertanya kepada dokter anak langganan saya yang tiap hari pasiennya +/- 50 orang dengan tarif sekali konsultasi Rp. 60.000,-[Rp. 90.000.000,- pr bulan]-(praktek di rumahnya saja, belum termasuk di rumah sakit dan klinik lain), berapa lama waktu yang di perlukan untuk sampai pada kondisi sekarang dan apa saja yang harus dilakukan, ia mengatakan " Untuk pendidikan sekitar 12 tahun dan masa kerja 15 tahun". Saya berpikir bahwa ini merupakan hal yang luar biasa, diperlukan waktu 27 tahun kerja keras untuk mencapai kesuksesan seperti sang dokter anak. Saat ini saya ketemu beliau jogging tiap minggu pagi di kompleks dan minimal tiga bulan sekali jalan-jalan ke luar negeri bersama keluarga. 27 tahun yang lalu sang dokter telah membuat pilihan hidup yang menjadikannya seperti sekarang, ia mengambil filosofi 'BAYAR DULU, MAKAN KEMUDIAN'.
Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah bahwa HIDUP adalah sebuah PILIHAN. Pilihan hidup yang kita ambil sekarang sangat menentukan kehidupan kita di MASA DEPAN. Apakah Anda memilih 'MAKAN DULU, BAYAR KEMUDIAN atau BAYAR DULU, MAKAN KEMUDIAN', semua kembali kepada Anda. Selamat membuat PILIHAN....
EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Tuesday, March 27, 2007

Keamanan Kerja dan Loyalitas?

Happy Tuesday!


Salah satu motivasi kita bekerja adalah alasan Keamanan khususnya dalam masalah penghasilan yang memiliki dampak yang sangat panjang dalam kehidupan kita. Bagi mereka yang masih sendiri (belum berkeluarga) penghasilan bukan hal yang mutlak karena beban yang ditanggung hanya diri sendiri, terlebih lagi apabila mereka masih numpang tinggal dengan orang tua. Hal ini akan sangat berbeda buat mereka yang telah berkeluarga, keamanan dalam bekerja menjadi prioritas utama karena berdampak sangat besar terhadap kehidupan mereka dan keluarga yang menjadi beban tanggung jawabnya.
Untuk mencapai keamanan dalam bekerja selama ini yang terbersit di benak kita adalah bahwa kita harus memiliki loyalitas yang tinggi. Dari berbagai buku yang saya baca serta dari pengalaman banyak orang yang sukses ternyata sangat berbeda dengan persepsi kita selama ini tentang keamanan kerja dan loyalitas.
1. Keamanan Kerja
Seperti yang telah saya sampaikan diatas bahwa keamanan menjadi salah satu motivasi dalam dalam bekerja. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana kita bisa menciptakan keamanan kerja di tengah persaingan yang begitu ketat. Jawabannya terletak di tangan kita sendiri. Orang-orang yang tidakbegitu memahami hal ini akan melakukan berbagai cara yang tidak layak untuk dilakukan, misalnya berusaha mati-matian untuk mendekati si bos/atasan mereka (cari muka). Keamanan kerja akan kita peroleh apabila kita melakukan yang terbaik dari apa yang kita miliki untuk menjalankan kewajiban kita sebagai karyawan, bahkan terbaik saja kadang-kadang belum cukup. Orang-orang yang sukses menyarankan agar kita berusaha memberikan nilai lebih terhadap pekerjaan yang kita lakukan. Melakukan yang terbaik berarti juga kita harus sepenuh hati (all out) terhadap pekerjaan kita. Kalau kita setengah hati otomatis hasil dari pekerjaan yang kita lakukan juga setengah, dan hal ini akan terlihat dengan sangat jelas dimata atasan kita. Jadi kalau kita ingin mendapatkan keamanan kerja dalam jangka panjang sangat tergantung kepada kualitas diri kita terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita, jadilah yang terbaik dengan bekerja sepenuh hati maka keamanan kerja akan menjadi milik kita. Cara-cara yang tidak lazim seperti contoh diatas akan berhasil dalam jangka waktu singkat dan hanya akan memperlihatkan betapa kita tidak memiliki kualitas yang seharusnya. Zig Ziglar dalam bukunya 'Over The Top' menyampaikan rumus berikut :
Sepenuh hati + Integritas + Kejujuran + Nilai Lebih = Keamanan Kerja
2. Loyalitas
Dalam dunia kerja, kata loyalitas sering sekali terdengar di telinga kita dan dijadikan salah satu senjata dalam penilaian kinerja karyawan. Loyalitas berasal dari bahasa inggris 'loyal' yang artinya setia. Dan loyalitas ini biasanya diukur dengan berapa lama kita bekerja. Apabila kita telah bekerja cukup lama misalnya 5 tahun lebih maka komentar yang keluar adalah "wah, loyal banget sih kita". Pemahaman tentang loyalitas yang hanya didasarkan terhadap masa kerja kita merupakan pemahaman yang kurang pas. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang tidak mau pindah kerja, bisa jadi karena merasa nyaman (comfort zone), tidak bisa mendapatkan pekerjaan baru karena kurangnya kualitas diri (tidak PD), faktor usia, dll. Banyak sekali para atasan/bos dengan bangga memberikan penghargaan kepada mereka yang telah bekerja dengan masa kerja tertentu (3, 5, 7, 10 bahkan 20 tahun) karena menganggap bahwa mereka ini loyal terhadap perusahaan. Loyal terhadap perusahaan?........ Ya mereka loyal terhadap perusahaan dengan syarat : selama gaji dibayarkan penuh dan tepat waktu plus kenaikan gaji per tahun, bonus, uang lembur, fasilitas, penghargaan dan masih banyak lagi. Jadi kesimpulannya dalah 'Tidak ada yang namanya LOYAL kepada PERUSAHAAN, yang ada adalah LOYAL terhadapDIRI SENDIRI". Kita tidak mungkin mau diminta bekerja 8 jam sehari tanpa di gaji sepeserpun (kecuali kita anak konglomerat yang tidak punya aktifitas). Itulah mengapa sering terjadi demo karyawan, bahkan ada beberapa perusahaan yang karyawannya melakukan eksodus atau istilah kita bedhol desa (pindah kerja rame-rame) di Indonesia hal ini pernah terjadi pada perusahaan asuransi besar Allianz yang hampir 60% karyawan dari level agent sampai managerial pindah ke Sequislife awal tahun 2005. Di Amerika eksodus dialami oleh perusahaan raksasa Microsoft yang 20% managernya pindah ke pesaingnya.
Nah, itulah kenyataan yang sudah seharusnya kita sadari bahwa Keamanan Kerja = 100% di Tangan Kita dan Loyalitas Kerja = Loyal terhadap DIRI SENDIRI.
Semoga Bermanfaat.....
EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Monday, March 26, 2007

SETTING ACHIEVABLE GOALS

I Like Monday!

Success in any endeavor begins by setting achievable goals. The clearer you are about what do you want to accomplish, what for, and what you are willing to commit yourself wholeheartedly to achieving, the easier will it be to achieve those goals.

Here are few guidelines to help you to formulate achieavable goals:
  • What do you want?

Many times when you ask people what do they want, they say what they don't want, but they are not clear on what would they want to experience instead. Your subconscious mind keeps on creating and re-creating in your life that which you keep on contemplating on regular basis, so take few moments to consider - What specifically would you like to experience? What would you like to have, do or be?

  • What for?

What is your purpose and motivation behind accomplishing this specific goal? What will it give you and how meaningful is it for you? Accomplishment of any goal requires commitment and investment of energy. Many times along the way to achieving big goals, you get "tested". You get "challenged". The challenge may be in the form of you needing to learn something new, of you needing to do something you've never done before, of other people trying to talk you out of it, or you wondering whether the goal is worth pursuing particularly when the new challenge feels a little bit uncomfortable.

These "tests" and "challenges" help you to look into your heart and determine whether the goal is truly meaningful for you, whether it is worthwhile investing your energy.

If you consider the purpose and meaning of your goals before you embark upon them, you will not have to waste time on pursuing meaningless goals and you will have more energy to wholeheartedly commit to the goals which are truly meaningful for you. If you have a strong reason "why" you have to do something, you'll find the "how" to reach your destination successfully, regardless of any temporary obstacles on your path. As a matter of fact, with each challenge you meet, your determination to reach your goal will get even stronger.
How will you know when you have it? How will you know when you have achieved your goal? How will you recognize it? What will you see, hear, feel, experience when you have achieved your goal?

Sometimes people get what they asked for, but are unable to recognize it. A person who asked for "more money" and found two cents on the street, got more money, but that may not be exactly what he had in mind. Nevertheless, it is important to recognize this as an answer to the "prayer", express gratitude and then re-formulate the goal. Many goals are accomplished in steps where along the way you are presented with different opportunities. It is important to recognize the sign posts on your journey toward your goal and to take an appropriate action.

A person desiring certain sum of money may be presented with job opportunities that will enable him to manifest that sum of money. A person desiring to grow spiritually and experience more love may be presented with people who are acting in un-loving ways, so that she can practice being aware of that which is eternal, spiritual, and lovable in everyone and discover how her own awareness of love and extension of that love to others helps her to experience more love in her own life.

  • Where, when, with whom, to what extent ... do you want it?

Is this goal all-inclusive or are there specific times and places when you'd like to have it, and some times when you wouldn't? If there are other people involved, do you want it with everyone or just with some people who have particular attributes?
Spiritual goals tend to be all inclusive, as in if you want to truly embrace perceiving the world from the spiritual perspective, then you practice being aware of that which is spiritual, loving, eternal in everyone and everything.

Goals related to material existence may be exclusive - you may want to engage in some activity or spend time with specific people some time, but not all the time. Do you believe it is possible for you to achieve this goal?

People have different worldviews, different talents, abilities and experiences. Does this goal that you desire to accomplish fit within your worldview - it is possible and achievable according to your worldview? If you perceive it as impossible, based on the information you have, either forget about it for now and invest your energy in working on goals you do consider possible or seek out information and understanding that will help you to adopt the worldview in which an accomplishment of such goal is possible.

If it is possible to accomplish it in your worldview, do you believe it is possible for you to accomplish it, based on the information that you have about yourself, based on your past experiences and abilities that you have developed? And if it is possible to accomplish it, but it requires the development of specific abilities, are you willing to do whatever it takes to develop such abilities?

  • Is the accomplishment of the goal within your sphere of influence?

Properly formulated goals are self-initiated and self-maintained i.e. you yourself can start working on them and keep working on them, regardless of any conditions outside of you and what anyone else may or may not do. Goals within your sphere of influence are those which are under your control because you can take full responsibility for them and you have the required resources necessary to initiate and to maintain them. You can take full responsibility for what you think, say and do. Properly formulated goals are those which are based on what you can do, not on what someone else may or may do.

If your goal is of a spiritual nature, sure, you have all the resources you need within you. If you are genuinely motivated, you can commit yourself to practice being aware of that which is spiritual, formless, timeless, eternal, loving within you and all around you, in everything and everyone - you can practice looking at the world through the eyes of the spirit, instead of looking just with your physical eyes, which can see only that which is perishable.

If your goal is of material nature and you desire to experience greater financial abundance, you can decide to create money, save money, invest it, until it grows to the point that you can live from passive income. It is totally within your control to learn all you can about money, and to commit yourself to manage it properly. It is totally within your control to develop skills and abilities and to create more money. It is totally within your control to discipline yourself and to save and invest money.

On the other hand, planning you financial future with the money you don't have or buying a property or a vehicle which requires additional expenses to maintain and which you cannot realistically afford is not a well-formulated goal. Winning the lottery or winning money through playing games of chance is a fun side-line project, but it is not a sound primary strategy for creating financial abundance.

  • Is the goal ecological?

If you imagine yourself having this goal achieved now and experiencing all the changes that it created in your life and in other people's lives, would you still want it?
As we accomplish particular goals, many elements in our lives may change also - people, things, circumstances may all change. Those which are no longer appropriate may leave and be replaced with those which are more suited to the new situation. Are you willing to wholeheartedly accept all the changes that the achievement of this goal will bring into your life?

Good Luck!

EdySantoso (trainer&motivator )

Friday, March 23, 2007

Mentoring


Free Friday!

Mentoring berasal dari bahasa inggris 'Mentor' yang berarti penasehat, sementara 'Mentoring' sendiri dalam hal ini kita artikan sebagai suatu usaha untuk mendapatkan bimbingan (tidak terbatas pada nasehat) secara terus menerus dalam kurun waktu yang tidak terbatas untuk pencapaian suatu keberhasilan dalam segala bidang kehidupan (definisi berdasarkan interpretasi saya - any opinion?)

Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari, apapun bidangnya seringkali kita dihadapkan pada satu kenyataan atau kondisi dimana kita menemukan jalan buntu atau dinding yang tinggi atau bahkan kita merasa tidak ada satu masalah ataupun hambatan yang berarti tetapi hasilnya tidak lebih baik ataupun lebih buruk (stagnan).Hal ini salah satunya disebabkan karena kita 'Too Close To The Action' sehingga kita tidak bisa melihat permasalahan yang muncul dikarenakan subyektifitas diri (hal yang sangat wajar dan manusiawi). Nah, disinilah mentoring berperan sangat penting sebagai mirror/cermin untuk menunjukkan what the problem is.

Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tanpa sadar kita sudah melakukan mentoring. Seorang anak pada saat menghadapi suatu masalah akan menemui orang tuanya, guru atau teman yang bisa mereka ajak bicara untuk menemukan solusi. Seorang karyawan sering kali akan menemui atasannya atau teman kerja yang mereka percaya dapat menyelesaikan masalah mereka atau hanya sekedar minta pendapat (second opinion). Atau terkadang kita malas untuk membicarakan masalah kita dengan orang lain dan kita mencari solusi dengan membaca buku, itu juga bisa dikatakan sebagai mentoring.Orang-orang Sukses sangat merekomendasikan agar kita memiliki Mentor untuk pencapaian yang lebih baik dan lebih cepat. Apakah mentor harus orang? Jawabannya TIDAK, mentor bisa orang, bisa buku, kaset pengetahuan, kaset motivasi, bisa radio,dan sumber lain yang bisa membantu kita memberikan saran bahkan solve the problem.

Mentor merupakan media karena itu tidak mutlak orang (manusia) tetapi bagaimanapun media yang terbaik adalah manusia.Untuk mendapatkan media yang tepat sebagai mentor kita, ada syarat-syarat untuk bisa kita jadikan sebagai Mentor :

1. Bisa dipercaya
Sangat mutlak, karena tidak mungkin kita membicaraka mengenai pekerjaan kita kepada orang yang tidak bisa dipercaya, yang akan terjadi bukanlah pemecahan masalah justru sebaliknya.

2. Memiliki 'Respect'
Mentor dalam hal ini harus telah mencapai suatu keberhasilan tertentu yang membuat kita 'Respect'. Sebagai contoh, kalau kita seorang marketing, mentor kita idealnya juga orang maketing yang berprestasi lebih baik dari kita.

3. Memiliki 'Knowledge' yang lebih baik
Kita memerlukan mentor yang bisa memberikan pendapat, ide dan solusi sekaligus dalam satu paket, kalau mentor kita memiliki knowledge yang tidak lebih baik dari kita, itu namanya setali tiga uang alias sami mawon. Mentor ini harus memiliki knowledge yang luas bahkan juga pengetahuan lain-lain diluar dari bidang kita karena hal ini juga akan memicu munculnya ide-ide segar, kreatifitas dan otomatis meningkatkan knowledge kita juga.

4. Memiliki 'Skill' yang lebih baik
Bagaimana mentor mengajarkan kepada kita atau memberikan pendapat dan solusi kalau 'Skill' atau keahlian yang dimiliki sama atau bahkan lebih buruk dari kita? Suatu hil yang mustahal kata pelawak Asmuni, yang terjadi bukan ia yang jadi mentor justru kita yang jadi mentor, lebih parah lagi adalah timbulnya persetujuan terhadap masalah yang kita hadapi yang bersifat negatif.

5. Memiliki Semangat Tinggi (self-motivated)
Semangat sangat penting dan bersifat menular seperti virus. Kalau mentor kita memiliki semangat tinggi otomatis akan membangkitkan semangat kita. Ciri-ciri dari mentor seperti ini adalah kalau kita perhatikan keseharian mereka sepertinya selalu tersenyum dan tidak punya masalah.

6. Memiliki Sikap Mental Positif (SMP)
Positive Thinker penting yang akan menghasilkan Positive Attitude itulah yang saya maksud dengan Sikap Mental Positif (SMP). Jadi Mentor mutlak harus memiliki 'SMP' agar ia bisa melihat secara jelas/jernih (crystal clear) dan obyektif terhadap aktifitas yang kita lakukan sehingga bisa memberikan coaching dengan tepat. Orang-orang yang memiliki 'SMP' selalu optimis bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik, bisa melihat adanya solusi dalam setiap masalah.

7. Memiliki Sikap Empathy
Sering kali kita salah kaprah dalam membedakan yang mana Simpathy dan mana Empathy. Simpathy merupakan sikap persetujuan terhadap suatu hal (sebagian besar masalah) tanpa ada solusi, contoh apabila ada teman kita mengeluh soal pekerjaannya yang membuat ia tertekan dan sikap kita menyetujui bahwa memang demikian adanya dan ikut larut secara emosional. Sedangkan Empathy lebih kepada pemahaman kita terhadap masalah yang dihadapi oleh orang lain dan berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar / solusi serta tidak menjadikan suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu tantangan bukan hambatan.

8. Peduli (caring)
Seseorang bisa kita jadikan sebagai mentor kalau ia memiliki kepedulian terhadap orang lain (people oriented). Karena ia harus mau banyak mendengar dan berbagi kepada orang lain. Rata-rata para pemimpin dunia adalah orang-orang yang people oriented dimana mereka juga mempunyai mental melayani bukan sebaliknya, sehingga para pemimpin dunia banyak dijadikan mentor oleh orang-orang yang sukses.

9. Decision Maker
Seorang mentor dituntut untuk bisa mengambil suatu keputusan terhadap suatu solusi yang disarankan kepada kita. Mentor tidak seharusnya memiliki sikap ragu-ragu, ia harus tegas dalam pengambilan keputusan dan hal ini akan sangat membantu kita.
Jadi pada dasarnya kita semua secara tidak sadar telah melakukan mentoring dan memiliki mentor, tetapi apakah mentor kita memiliki semua persyaratan diatas atau tidak, saya pikir akan jauh lebih baik kalau kita memiliki mentor dengan persyaratan seperti diatas, yang akan membantu kita mencapai sukses lebih cepat. Semoga Bermanfaat....

EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Thursday, March 22, 2007

Kerja....SAMA = Hasil.....BEDA?

Love Thursday!

'Ibarat Pungguk Merindukan Bulan'...itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan orang-orang yang selalu mengerjakan hal yang sama tetapi mengharapkan hasil yang berbeda.

Dalam hal rekrutmen, pertanyaan baku yang selalu ditanyakan kepada pelamar adalah " Berapa lama Anda telah bekerja, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan...Apa saja yang telah Anda raih selama Anda bekerja tersebut serta alasan melamar?" sebagian besar pelamar yang telah bekerja selama satu tahun atau lebih (2,3,4,5 tahun dst) mengatakan bahwa mereka tidak berkembang (stagnan) atau bisa dikatakan tidak ada perubahan. Dan dari berbagai macam alasan yang salah satunya sering digunakan adalah bahwa perusahaan tempat mereka bekerja tidak memberikan kesempatan hanya merupakan kambing hitam/excuse (sebagian memang terjadi). Tetapi sebenarnya faktor utama yang menyebabkan seseorang bekerja dalam waktu tertentu (lebih dari satu tahun) mendapatkan hasil yang sama (stagnan) adalah karena diri mereka sendiri yang tidak mau berusaha untuk melakukan hal-hal yang berbeda (kerjanya SAMA) tetapi selalu mengharapkan hasil yang BEDA. Fenomena ini saya namakan dengan fenomena 'Wishful Thinking' alias ANGAN-ANGAN SEMU.

Satu contoh : Apabila Anda seorang staf marketing yang dalam satu bulan melakukan presentasi terhadap 30 orang dan berhasil mendapatkan 1 orang klien maka pada bulan bulan berikutnya jika Anda mengharapkan mendapat 2 orang klien akan kecil kemungkinannya kalau jumlah presentasi yang Anda lakukan tetap. Secara logika Anda harus melakukan segalanya (tidak hanya presentasi) sebanyak dua kali lipat dari yang telah Anda lakukan. Atau apabila menurut Anda telah melakukan segala daya upaya tetapi belum berhasil, berarti Anda harus segera melakukan evaluasi dan melakukan hal-hal yang berbeda (inovasi, kreatifitas, kuantitas dan kualitas).

Orang-orang yang mengatakan telah bekerja selama 5 tahun dengan hasil yang sama (stagnan) sebenarnya mereka hanya bekerja selama 1 tahun dan tahun-tahun berikutnya adalah pengulangan terhadap apa yang telah mereka lakukan pada tahun pertama. Tidak ada inovasi, aktifitas, kreatifitas, kuantitas, kualitas bahkan ide baru yang berbeda, semuanya tetap SAMA.

Maka kalau Anda mengharapkan untuk mendapatkan hasil yang berBEDA, Andapun harus melakukan hal yang berBEDA pula. Semoga Bermanfaat....


EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Wednesday, March 21, 2007

4 'SI' untuk SUKSES


Fun Wednesday!


Dalam mencapai tujuan utama kita yaitu SUKSES, banyak sekali rumusan / kiat-kiat / metode yang dibuat oleh orang-orang yang telah sukses, salah satunya yang di sebut dengan 4 'SI' (Empat Si), yaitu :

1. viSI



viSI berarti pandangan jauh kedepan. Setiap orang yang berhasil selalu memiliki yang namanya viSI / Tujuan /Goal / Dream. viSI ini penting sekali karena ibaratnya kalau kita sedang mengendarai mobil tetapi kita tidak tahu kemana kita akan pergi, maka yang ada adalah kita hanya berputar-putar kebingungan. Dalam kehidupan nyata, viSI adalah langkah awal untuk mencapai kesuksesan. Apa yang ingin kita raih/peroleh atau akan menjadi seperti apa kita nantinya (2,5,10 bahkan 20 tahun) sangat tergantung dengan viSI yang kita miliki. Kita bisa merancang dan membangun kehidupan kita sesuai dengan yang kita inginkan. Kita adalah arsitek untuk hidup kita, cetak biru atas kehidupan kita bisa dibuat mulai sekarang yaitu berupa viSI. Sebagai contoh kasus, sebelum ditemukannya bola lampu seperti sekarang... awalnya sebuah impian (viSI) seorang Thomas Alfa Edison untuk menjadikan malam seperti siang. Pesawat terbang yang mengantarkan kita ke berbagai tujuan di belahan bumi ini dengan jauh lebih cepat, awalnya adalah impian (viSI) dari Wright bersaudara untuk bisa terbang seperti burung. Dulu orang berpikir bahwa suatu hal yang mustahil untuk bisa terbang ke bulan, tetapi kenyataan berkata lain, Neil Armstrong telah membuktikan impian (viSI) para pakar antariksa Amerika dengan menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan, dan masih banyak contoh lagi betapa viSI adalah langkah awal yang sangat penting untuk mencapai SUKSES.

2. visualisaSI

Untuk mencapai SUKSES, memiliki viSI saja tidaklah cukup. viSI supaya lebih gampang dalam merealisasikannya maka harus divisualisaSIkan menjadi satu bentuk yang dapat kita cerna melalui panca indera kita (dalam NLP disebut dengan SENSORY ACUITY). Kalau seseorang ingin punya mobil maka harus divisualisaSI kan lebih detail dan jelas, jenis mobilnya apa (sedan, minibus, jeep, truk), fungsinya apa (bisnis, keluarga, sport, gengsi), mereknya apa (Honda, Toyota, Mitshubisi, Nissan, BMW, Mercedes,dll) kelasnya apa (sederhana, menengah, mewah), Keluaran tahun berapa (terbaru, 2000 an, 90 an), Harganya berapa ( 50jt, 100jt,500jt, 1M atau lebih), Warnanya apa (merah, kuning, hijau, hitam, biru, coklat, silver), sistem transmisinya apa (Matic, Manual), dan masih banyak lagi yang harus kita visualisaSI kan. visualisaSI ini sangat penting karena otak kita bisa bekerja dengan baik apabila instruksi yang dimasukkan kedalam otak kita sangat detail dan jelas.

3. akSI

Memiliki viSI dan membuat visualisaSI tidak akan mengantarkan kita kepada SUKSES. Kalau hanya berhenti pada viSI dan visualisaSI itu namanya berkhayal. Hal itu sama saja dengan kita mimpi di malam hari dan saat bangun yang kita dapat hanyalah ingatan akan mimpi tersebut (tidak nyata). Nah, setelah kita memiliki viSI dan membuat visualisaSI, langkah selanjutnya adalah kita harus bekerja/bertindak/ berakSI untuk mewujudkannya. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa seribu langkah dimulai dulu dengan satu langkah. Contoh kasus : Bola lampu tidak akan pernah ada kalau Thomas Alfa Edison hanya bermimpi bahwa suatu saat malam hari bisa tetap terang seperti siang hari dan membuat visualisaSI tentang bentuk bola lampunya seperti apa tanpa melakukan penelitian dan percobaan yang berulang kali. Dan syarat utama dalam melakukan akSI ini adalah tidak pernah kenal kata menyerah seperti yang dilakukan oleh Thomas Alfa Edison yang pada percobaan ke 1000 kali baru berhasil. Faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah kita juga harus memiliki 'Time Frame', kapan kita mulai, membuat evaluasi, dan kapan selesainya (finish).
4. emoSI

SI yang keempat ini juga sangat menentukan keberhasilan kita. emoSI memegang peran yang penting sekali dalam proses pencapaian SUKSES. Memiliki viSI yang luar biasa, membuat suatu visualisaSI yang sangat detail dan jelas serta melakukan akSI yang gigih akan berantakan apabila kita tidak bisa mengendalikan emoSI kita. emoSI dibagi menjadi 2 yaitu emoSI POSITIF (Membangun/Konstruktif) dan emoSI NEGATIF (Menghancurkan /Destruktif). Kedua emoSI ini memiliki kekuatan dan efek yang sama besarnya. Kalau kita telusuri sejarah, satu contoh keajaiban dunia tercipta karena emoSI. Taj Mahal di India yang terkenal dengan keindahannya tercipta karena emoSI (rasa cinta dan sayang yang sangat/Positif) sang Raja kala itu kepada Permaisurinya. Jatuhnya Menara Kembar WTC merupakan hasil dari emoSI Negatif (rasa kebencian yang sangat terhadap Amerika). Dari contoh tersebut terbukti bahwa baik emoSI Positif maupun emoSI Negatif memiliki kekuatan dan efek yang sangat dahsyat. Energi yang dikeluarkan untuk emoSI Positif dan Negatif pun sama besarnya. Karena itu mengapa kita tidak fokuskan emoSI kita kepada hal-hal yang Positif sehingga SUKSES dapat segera kita raih.

Rumusan ini (4 SI : viSI, visualisaSI, akSI dan emoSI) sekali lagi hanyalah salah satu dari sekian banyak rumusan SUKSES. Semua kembali lagi kepada kita, kalau tidak dicoba bagaimana kita tahu? ....... Semoga Bermanfaat...


EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Tuesday, March 20, 2007

Jam Emas Ayah



Happy Tuesday!

Suatu hari pada sebuah keluarga sedang berkumpul seorang Ayah yang sudah lanjut usia bersama dengan tiga (3) anak laki-laki nya yang telah dewasa. Hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun anaknya yang paling kecil (bungsu). Sang Ayah sengaja mengumpulkan mereka pada hari itu karena ia ingin mewariskan sebuah jam emas kuno yang sangat berharga yang telah ia dapatkan secara turun temurun dari ayah, kakek dan buyut.

Pada usianya yang lanjut, ia berpikir inilah saat yang tepat untuk mewariskan jam emas tersebut. Dalam hati kecilnya, ia bermaksud memberikan jam emas kuno tersebut sebagai hadiah ulang tahun buat si bungsu. Tetapi bagaimana dengan kedua kakaknya?, pasti akan berpikir sangat tidak adil. Pada malam sebelumnya sang ayah telah memikirkan sebuah cara untuk mewariskan jam emas kuno tersebut. Sang ayah berkata " Anak-anakku yang sangat ayah cintai, hari ini akan aku wariskan kepada salah seorang dari kalian sebuah jam emas kuno kesayanganku yang sangat berharga yang merupakan warisan dari ayahku dan ayahku mendapatkan dari kakekku dan seterusnya, tetapi karena jam kuno ini hanya ada satu dan kalian bertiga, rasanya tidak adil kalo aku memberikannya begitu saja,... Nah, ayah telah meletakkan jam emas kuno tersebut di dalam lumbung padi diantara tumpukan jerami, bagi siapa yang bisa menemukan jam emas kuno tersebut dalam waktu satu (1) jam maka ia berhak mewarisinya."

Setelah sang ayah berkata demikian, maka berangkatlah anak sulungnya ke lumbung padi. Dengan semangat menggebu-gebu ia mulai mencari jam emas kuno sang ayah, dengan menggunakan sekop ia mengaduk-aduk tumpukan jerami, satu jam telah berlalu dan ia pun belum menemukan jam emas kuno tersebut, dan akhirnya dengan sangat kecewa ia menyerah. Kemudian anak laki-laki ke dua pun mulai berangkat ke lumbung padi. Dengan langkah yang berat dan terus bergumam " Ah...ayah ini ada-ada aja, bikin kerjaan orang....dan seterusnya..." Ia mulai mencari jam emas kuno tersebut dengan malas-malasan, ia ambil beberapa jerami lalu ia lempar dan seterusnya sampai satu jam berlalu ia masih belum menemukannya juga. Akhirnya ia menghadap sang ayah dan berkata " Kenapa sih harus susah payah untuk sebuah jam emas kuno saja...huh!" Sang ayah hanya tersenyum.

Setelah itu, si bungsu dengan sangat tenang segera berangkat ke lumbung padi. Beberapa menit kemudian ternyata si bungsu telah kembali dengan membawa sebuah jam emas kuno. Dengan muka berseri ia menunjukkan kepada sang ayah dan kedua kakaknya. Kedua kakaknya dengan muka penuh curiga bertanya kepada si bungsu " Dik, apa yang kamu lakukan sehingga dalam waktu hanya beberapa menit saja kamu telah berhasil menemukan jam emas kuno ayah, sedangkan kami saja sampai satu jam lebih tidak berhasil. Si bungsu pun tersenyum dan menjawab "Aku hanya duduk diam dan mencoba berkonsentrasi untuk mendengarkan detak jarum jam emas kuno ayah, dengan demikian aku bisa tahu persis dimana letak jam emas kuno ayah tersebut..." Kemudian sang ayah pun mendekati si bungsu dan berkata : " Anakku... jam emas kuno ayah kini menjadi milikmu dan memang kamulah yang berhak mewarisinya.... Selamat Ulang Tahun Anakku...!"

Filosofi dari cerita tersebut : Dalam melaksanakan suatu pekerjaan/tugas apabila dilakukan dengan kesungguhan hati, ketenangan/kesabaran, perencanaan serta mencoba melakukan analisa atas pekerjaan/tugas yang diberikan tersebut maka akan dapat diselesaikan dengan baik. Sebaliknya apabila dilakukan dengan serba terburu-buru, setengah hati, emosional, tanpa perencanaan maka bisa dipastikan hasilnya adalah kekecewaan (gagal).

Oh ya, cerita ini saya peroleh beberapa waktu lalu dari radio Smart FM 95,9... sekitar jam 7 am sambil nyetir...ya lumayan lah... ilmu gratis...daripada udah kena macet yang didengerin berita soal macet juga...bete deh... Semoga Bermanfaat...

EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Friday, March 16, 2007

You CAN NOT CONTROL "THE WIND" but YOU CAN CONTROL "THE SAIL"


Free Friday!
"You can not control the WIND, but You can control the SAIL" merupakan ungkapan yang sangat sesuai dalam kehidupan nyata. Pengertian dari uangkapan tersebut adalah bahwa kita tidak akan pernah bisa mengendalikan HASIL kerja kita seperti apa nantinya tetapi kita bisa mengendalikan AKTIFITAS/PROSES. Dalam masyarakat kita sendiri juga ada ungkapan yang mengatakan bahwa kita hanya bisa BERUSAHA tetapi KEPUTUSAN ada di tangan TUHAN.
Sebagian besar dari kita hanya melihat hasil, sering muncul pernyataan : " Yang PENTING kan HASILnya, soal kerjanya seperti apa itu sih perkara gampang...". Memang benar tujuan kerja adalah HASIL tetapi kita harus ingat bahwa HASIL datang kalau kita BEKERJA (menjalankan PROSES).
Satu contoh kasus mengenai fenomena kesuksesan pelawak TUKUL, banyak orang melihat bahwa sekarang Tukul HEBAT, BRILLIANT, BERKELAS, LUAR BIASA (memang di luar kebiasaan pelawak lain), dan masih banyak lagi pujian lainnya. Tetapi setelah ia diwawancara, kita baru mengetahui dan menyadari bahwa untuk mendapatkan HASIL (SUKSES) seperti sekarang, ia sudah melewati suatu PROSES panjang yang penuh cobaan, air mata, keringat, caci maki, kemiskinan, dll yang kesemuanya ia jalani dengan penuh kesabaran, kejujuran, dedikasi tinggi, pantang menyerah, kreatifitas, kemauan untuk terus belajar dan masih banyak lagi kualitas lain yang ia miliki dalam meraih kesuksesan. Satu contoh kasus ini telah membuktikan bahwa HASIL (SUKSES) tidak datang dengan sendirinya tetapi harus DIPERJUANGKAN (PROSES).
Dalam dunia marketing, PROSES kerja ini telah dirumuskan dalam suatu sistem yang mempermudah kita dalam menjalankan setiap tahap yang harus kita lakukan serta dalam melakukan evaluasi/review, dimana sistem ini disebut dengan "SALES CYCLE". Dalam Sales Cycle kita ditunjukkan step by step process secara cermat dan detail untuk pencapaian hasil yang maksimal. Dan Sales Cycle ini merupakan hal dasar (FUNDAMENTAL) yang menjadi pedoman bagi para marketer (akan kita bahas dalam artikel berikutnya). Bahkan dalam Sales Cycle, HASIL merupakan salah satu bagian dari proses itu sendiri. Proses dalam Sales Cycle terdiri dari beberapa tahap, sebagian pakar marketing menyebutkan ada 8, 9, 10 13, 15 tahap, dan dari sekian banyak pendapat dan berdasarkan pengalaman, saya mencoba untuk lebih menyederhanakan tahap-tahap tersebut menjadi 6 tahap, yaitu :
1. PROSPECTING
2. APPROACH
3. PRESENTATION
4. PROBLEM SOLVING
5. CLOSING
6. FOLLOW UP (AFTER SALES SERVICE)
Karena Sales Cycle ini merupakan sebuah sistem, maka kalau kita mau mendapatkan HASIL yang maksimal (SUKSES) sebagai marketer, semua tahap tersebut harus dijalankan secara menyeluruh, berkesinambungan dan secara utuh. Kita tidak bisa memilih-milih proses apa yang kita suka yang di jalankan misalnya kita suka presentasi saja atau hanya prospecting saja atau prospecting dan presentasi saja atau bahkan kita jalankan tahap 1 sampai tahap 5 tetapi tahap 6
tidak dijalankan bisa dipastikan HASIL yang dicapai tidak maksimal (kalaupun berhasil sifatnya jangka pendek. Sekali lagi saya tekankan bahwa Sales Cycle ini merupakan sebuah sistem, ibarat sebuah mobil, kalau tidak terdapat satu komponen saja (misalnya pedal gas) maka mobil tersebut tidak akan bisa jalan.
PROSES yang kita jalankan akan menentukan seperti apa HASIL yang akan kita capai. Ingat bahwa "Kita TIDAK BISA mengendalikan ANGIN, tetapi kita BISA mengendalikan LAYAR".
Semoga Bermanfaat...
EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Thursday, March 15, 2007

5 Dalih (Excuses) Penghambat KESUKSESAN


Love Thursday!


Semua orang di dunia ini mempunyai tujuan yang sama yaitu SUKSES. Sukses dalam segala dimensi kehidupan, dalam keluarga, pekerjaan/karir, masyarakat/sosial, keuangan/ finansial, spiritual/agama, pendidikan, dll.

Kita sudah melihat banyak sekali tokoh, artis, pemimpin dunia, olahragawan, pembicara, dokter, pengacara dan masih banyak lagi yang telah mencapai apa yang dinamakan dengan SUKSES. Orang - orang tersebut telah mengalahkan berbagai macam alasan (excuses) yang menghambat mereka mencapai keberhasilan.

Dr. David J. Schwartz mengatakan dalam bukunya "The Magic of Thinking Big" bahwa ada 5
(Lima) Dalih/excuses yang paling sering dijadikan tameng untuk pembenaran diri dan pelipur lara atas segala kegagalan mereka. Keempat alasan/excuses itu adalah :

1. USIA
Orang-orang yang GAGAL selalu beralasan bahwa mereka terlalu muda atau terlalu tua untuk bisa SUKSES. Mereka selalu berkomentar " Kalau si Anu khan umurnya lebih tua dari saya, makanya dia lebih banyak pengalaman dan wajarlah kalau dia sukses dan saya tidak... atau sebaliknya...Pantas saja dia sukses...dia kan masih muda, energinya masih banyak dan waktunya masih panjang, sedangkan saya sudah terlalu tua, tidak sanggup lagi."

2. GENDER (JENIS KELAMIN)
Orang - orang yang GAGAL selalu bersembunyi dengan alasan gender/jenis kelamin ini atas kegagalan mereka. Mereka selalu berkomentar " Pantas saja dia SUKSES...dia kan PEREMPUAN...lebih luwes, lebih menarik, lebih bisa merayu....atau...Dia kan LAKI-LAKI...lebih berani, tenganya lebih besar, lebih tahan banting.

3. PENDIDIKAN
Orang-orang yang GAGAL selalu beralasan bahwa faktor kegagalan mereka salah satunya adalah pendidikan mereka. Mereka selalu berkomentar " Saya kan cuman SMA sedangkan dia D3, yang D3 mengatakan dia cuman D3 sedangkan dia S1 dan seterusnya atau bahkan saya kan cuman tamatan SD ...mana bisa bersaing dengan mereka yang berpendidikan tinggi?".

4. EKONOMI/KELUARGA
Orang-orang yang GAGAL selalu beralasan bahwa untuk SUKSES harus punya modal materi yang besar atau berasal dari keluarga kaya atau sebaliknya mereka yang berasal dari keluarga kaya beralasan bahwa justru karena keluarganya kaya dia GAGAL. Mereka selalu berkomentar " Wajarlah dia SUKSES...ayahnya/kakeknya kan pejabat....uangnya banyak...kesempatannya lebih besar...sedangkan saya kan dari keluarga miskin, nggak mampu...mana mungkin....atau sebaliknya mereka kan dari keluarga miskin jadi lebih tahan banting, tidak gampang menyerah..."

5. KESEHATAN
Orang-orang yang GAGAL menggunakan kesehatan mereka sebagai alasan atas kegagalan mereka. Mereka selalu berkomentar " Saya kan sakit maag, rematik, gejala jantung, paru-paru, dan semua jeroan yang lain, migrain, sinus, bahkan tuna rungu, tuna wicara dan lain-lain... sedangkan dia kan normal, sehat...jadi ya wajarlah kalau dia SUKSES dan saya GAGAL."

Kalau memang ke 5 dalih/excuses tersebut benar-benar menyebabkan kita GAGAL, saya akan coba tunjukkan kepada Anda bukti nyata bahwa orang-orang yang SUKSES pun mengalami ke 5 kondisi (USIA, GENDER, PENDIDIKAN, EKONOMI & KESEHATAN) sama persis seperti yang dialamai oleh orang-orang yang GAGAL tersebut tetapi tetap SUKSES. Perbedaan diantara mereka adalah kalau orang-orang GAGAL menggunakan ke 5 kondisi tersebut sebagai dalih atas kegagalan mereka sedangkan orang-orang SUKSES menggunakan ke 5 kondisi tersebut sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik dan lebih SUKSES dibanding orang lain.

Bukti orang-orang sukses itu antara lain ; Dalam usia 65 tahun Kolonel Sanders justru mencapai kesuksesan luar biasa dengan resep ayam goreng buatan ibunya yang sekarang terkenal dengan "Kentucky Fried Chicken (KFC)"- orang GAGAL berpikir terlalu TUA, sedangkan Steve Jobs masih berusia 19 tahun dan masih di bangku kuliah sewaktu menemukan Komputer untuk pertama kali (PC) dan Bill Gates masih duduk di bangku kuliah sewaktu menciptakan program Windows yang mengantarkan dia menjadi orang terkaya sejagat - orang GAGAL berpikir terlalu MUDA. Margareth Tatcher seorang perempuan yang berhasil menjadi Perdana Menteri Kerajaan Inggris yang sangat disegani oleh hampir seluruh pemimpin dunia selama masa jabatannya - orang GAGAL berpikir saya kan hanya PEREMPUAN.

John Major yang juga seorang Perdana Menteri Kerajaan Inggris dari partai buruh hanya lulus Sekolah Menengah (SMA) tetapi berhasil, di Indonesia ada Andrie Wongso yang hanya tamatan SD tetapi berhasil menjadi Pembicara Sukses. Di Amerika ada seorang entertainer yang telah meninggal dunia BOB HOPE berasal dari keluarga miskin dimana tempat tinggalnya hanya gubuk dari kayu beratap seng dan orang tuanya adalah buruh perkebunan tetapi berhasil menjadi seorang Entertainer yang paling banyak mendapatkan penghargaan dan memiliki beberapa rumah mewah salah satunya di Beverly Hills - orang-orang GAGAL berpikir saya kan MISKIN.

Renoir seorang pemahat dan perupa yang mengalami rematik akut di tangan kanannya tetapi dia tetap memahat dan menjadi salah satu legenda yang tetap di kenang sampai sekarang. Dalam dunia musik klasik ada Beethoven yang tuli tetapi bisa menciptakan karya seorang maestro yang juga menjadi legenda serta ada Stevie Wonder walaupun buta bisa menjadi seorang penyanyi terkenal seluruh dunia dan juga seorang pemain piano yang handal.

Nah, sekarang semuanya tergantung Anda dalam menyikapi ke 5 kondisi tersebut. Apakah Anda akan menyikapi seperti orang-orang GAGAL yang menjadikan ke 5 kondisi tersebut diatas sebagai DALIH/EXCUSES yang menghambat kesuksesan atau menjadikan sebagai MOTIVASI untuk bisa lebih baik dan lebih SUKSES dibanding orang lain.

It's All Up To You......You Are What You Think....If You Think You Can.....You Can!

Semoga Bermanfaat!

EdySantoso
(trainer&motivator )

Tuesday, March 13, 2007

Fact Finding!


Happy Tuesday!


"Sekelompok orang yang banyak sekali melewatkan waktu hampir semalaman berusaha menolong seekor beruang hitam yang terjebak setinggi lima puluh atau enam puluh kaki diatas sebatang pohon pinus , supaya mereka bisa memindahkannya ke kawasan kehidupan liar. Para polisi, penjaga hutan, dan para ahli biologi kehidupan liar termasuk dalam kelompok yang berkumpul hampir selama deleapan jam. Seorang dokter hewan menembakkan sumpit penenang kepada binatang ini supaya turun. Jaring direntang untuk menahan si beruang setelah obat bius berpengaruh dan dia jatuh dari atas pohon. Tetapi baru setelah para sekarelawan menebang pohon pada hari Kamis, mereka mengetahui bahwa mereka berusaha menyelamatkan sebuah karung sampah yang penuh sumpit obat bius". (Sukses Menjual - Zig Ziglar)


Cerita diatas merupakan gambaran terhadap apa selama ini dilakukan oleh para marketer. Banyak sekali diantara mereka yang mempunyai apa yang mereka kira seekor "Beruang" diatas pohon, padahal kenyataannya tidak lebih dari sekedar sekarung "Sampah".


Sebagai contoh, banyak sekali para marketer begitu bersemangat untuk melakukan presentasi, mereka mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat cermat dan dengan penuh percaya diri didampingi oleh managernya. Ternyata setelah sampai di tempat orang yang mereka kira seorang prospek potensial ternyata hanya seorang sopir bajaj, pemiliki service elektronik rumahan, staff biasa dan masih banyak lagi. Dan hal tersebut benar-benar kisah nyata yang sering terjadi.


Nah, penyebabnya adalah para marketer tidak melakukan apa yang dinamakan dengan "Fact Finding". Apa sih "Fact Finding" itu?. Fact Finding merupakan proses yang dilakukan dalam upaya untuk menemukan data-data secara lengkap dan detail terhadap suatu hal/orang sebelum dilakukan upaya lebih lanjut.


Fact Finding ini memegang peran yang sangat penting dalam proses penjualan (Sales Cycle), satu survey yang pernah dilakukan oleh sebuah asosiasi penjualan internasional menyebutkan bahwa ada 4 faktor keberhasilan dalam penjualan :


1. Fact Finding sebesar 75%

2. Presentasi sebesar 15%

3. Follow Up sebesar 9%

4. "X" Factor sebesar 1%


Hal diatas menunjukkan bahwa Fact Finding yang dilakukan dengan benar memegang peran paling besar dalam keberhasilan proses penjualan. Pada saat seorang marketer mendapatkan daftar nama, hal pertama yang harus dilakukan adalah Fact Finding. Seorang marketer harus mengetahui dan menyadari bahwa tidak semua orang yang ada dalam daftar nama dapat dijadikan prospek apalagi yang potensial. Orang - orang yang tertulis dalam daftar nama baru di sebut dengan suspect (diduga). Nah Fact Finding yang harus dilakukan adalah cek silang terhadap data yang ada dengan kenyataan yang sebenarnya. Bisa dimulai dengan cek namanya, kemudian jabatan, nomor telephon, alamat kantor/rumah, jenis usaha, keluarga dan hal-hal lain yang akan mendukung dalam proses penjualan.


Sangat disarankan untuk melakukan Fact Finding secara benar dan profesional, mengenai tekniknya seperti apa tidak ada satu panduan yang sifatnya baku, seorang marketer dituntut untuk kreatif. Jadi, daripada Anda selalu dihantui oleh rasa tidak tenang, gundah gulana, kebingungan atau bahkan ketakutan apakah prospek Anda memang seekor "Beruang" atau hanya sekarung "Sampah", maka akan sangat membantu dan mempercepat proses penjualan yang Anda lakukan apabila mulai sekarang juga Anda lakukan "FACT FINDING" secara benar dan profesional. Dan, Fact Finding ini tidak hanya berhenti pada proses seleksi daftar nama tetapi harus terus Anda lakukan dalam proses - proses penjualan selanjutnya (Appointment, Presentation, Problem Solving, Closing dan After Sales Service).


Semua marketer yang sukses salah satunya karena mereka melakukan "FACT FINDING" secara benar dan profesional, kenapa ANDA tidak?.......

Semoga Bermanfaat......


EdySantoso (trainer&motivator)


Friday, March 9, 2007

Percaya kepada Diri Sendiri (Pendirian)

Free Friday!

Pada suatu desa, tinggal seorang petani tua bersama dengan anak tunggalnya. Petani tua ini memiliki kuda tua yang selama ini membantunya mencari nafkah. Suatu malam si anak mengatakan kepada petani tua " Ayah kuda kita khan sudah tua dan mulai sakit-sakitan, kita jual aja Yah, kita beli yang masih muda!"... Petani tua berpikir sejenak dan membenarkan apa yang disampaikan oleh anaknya.
Keesokan paginya, si petani tua dan anaknya bergegas membawa kuda tuanya pergi ke pasar untuk di jual. Karena merasa kasihan melihat kuda tuanya, maka petani tua dan anaknya hanya menuntun kudanya menuju pasar. Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda dan mengatakan " Orang aneh, punya kuda kok jalan kaki....gimana sih...?". Mendengar perkataan pemuda tersebut si petani tua dan anaknya pun membenarkan dan naik ke atas kuda tua mereka.
Pada saat mereka sampai di tengah hutan mereka bertemu dengan seorang pemburu, dan ia pun berkomentar melihat petani tua dan anaknya menunggang seekor kuda tua :" Wah.... kalian ini sangat keterlaluan...masa kuda sudah tua dan sakit-sakitan begini ditunggangi berdua..... ckckck...dasar tidak punya rasa belas kasih...!" Mendengar komentar si pemburu maka si petani tua memutuskan untuk turun dan membiarkan anaknya tetap naik diatas punggug kuda, dan merekapun meneruskan perjalanan.
Setelah mereka sampai di jalanan di sebuah desa, mereka bertemu kembali dengan penduduk desa tersebut. Salah seorang penduduk desa melihat petani tua menuntunkuda yang ditunggangi oleh anaknya dan berkomentar : "Dasar anak tidak tahu diri, enak-enakan duduk diatas kuda sementara bapaknya yang sudah tua renta dibiarkan berjalan kaki....dasar...!". Mendengar komentar penduduk desa tersebut akhirnya si anakpun turun dan membiarkan petani tua untuk naik kuda tua. Dan tidak lama kemudian, merekapun bertemu kembali dengan sekelompok pemuda yang berkomentar :" Dasar orang tua tidak tahu diri...enak-enakan duduk diatas kuda sementara anaknya yang masih kecil dibiarkan jalan kaki...uh...!".
Akhirnya setelah mendengar komentar dari sekelompok pemuda tersebut, si petani tuapun turun dari punggung kuda sambil kebingungan akhirnya ia dan anaknya menggendong si kuda tua menuju ke pasar........
Mengenai filosofi dari cerita tersebut...dengan sangat senang hati apabila teman-teman bisa memberikan komentar,masukan, opini ataupun kritik dan saran.... Semoga Bermanfaat....
EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Respect & Like (Rasa Hormat & Disukai)

Free Friday!

Melanjutkan artikel yang saya tulis tanggal 1 Maret lalu tentang 12 Kualitas Utama menjadi seorang Manager yang Sukses, ternyata ada dua (2) kualitas lain yang tidak kalah pentingnya. Seperti judul diatas, untuk menjadi seorang Manager/Leader yang sukses mau tidak mau harus memiliki Respect (Rasa Hormat) dan Like (Disukai/Menyenangkan).
1. Respect
Untuk memiliki yang namanya Respect, kita tidak akan dapatkan dari luar tapi harus dari dalam diri kita karena suatu hal/tindakan/pekerjaan/prestasi yang telah kita capai. Respect juga tidak bisa kita paksakan kepada orang lain. Justeru orang lain yang akan memberikan penilaian terhadap kita apakah kita mereka pantas memberikan Respect kepada kita atau tidak.
Misalkan : Apabila kita diangkat/dipromosikan menjadi Manager/Leader karena prestasi kita (dlm hal penjualan/produksi/kerja keras/loyalitas atau bahkan keseluruhannya) maka secara otomatis kita akan mendapatkan/memiliki yang namanya Respect(Rasa Hormat). Sebaliknya apabila kita dipromosikan hanya karena misalnya kedekatan kita dengan atasan (KKN) atau intrik-intrik, maka jangan harap anda bisa memiliki/mendapatkan Respect. Jadi kita bisa ambil satu kesimpulan bahwa yang namanya Respect (Rasa Hormat) itu harus kita perjuangkan dengan kerja keras, prestasi, integritas, kejujuran dan segala hal positif yang bisa mewujudkannya dan jangan harap Respect akan datang dengan sendirinya kalau kita tidak melakukan apapun untuk memilikinya.
2. Like (Disukai/Menyenangkan)
Selain segala keahlian yang bersifat teknis ataupun manajemen, seorang Manager/Leader yang ingin berhasil harus memiliki yang disebut dengan People Skill (Keahlian Bersosialisasi). Tugas seorang Manager/Leader adalah untuk memanage/memimpin orang-orang dengan berbagai usia, jenis kelamin, latar belakang, ras, karakter, motivasi yang berbeda-beda. People Skill mutlak harus dimiliki karena yang kita hadapi adalah orang yang memiliki perasaan dan akan bereaksi terhadap kita. Bagaimana kita berkomunikasi dengan mereka terhadap tugas dan tanggung jawab kita agar target bisa tercapai sangatlah penting. Sebagai seorang Manager/Leader apabila kita menyenangkan dan disukai oleh para sub-ordinates maka akan jauh lebih mudah dalam pencapaian target dengan syarat kita telah memiliki Respect seperti yang saya jabarkan diatas. Untuk memiliki Like (Disukai/Menyenangkan) juga datang dari dalam diri kita. Sikap kita, cara bicara, pembawaan kita, perilaku dan keseharian kita akan membentuk kita apakah menjadi pribadi yang menyenangkan atau bahkan sebaliknya.
Nah, saking pentingnya kedua hal tersebut diatas, berikut ini akan saya sampaikan apa sih efek fatalnya apabila sebagai seorang Manager/Leader kita tidak memiliki Respect ataupun Like atau hanya memiliki salah satu saja.
  • Apabila kita tidak memiliki Respect maupun Like, dijamin kita akan GAGAL, tanpa Respect maka sub-ordinates tidak akan mendengarkan bahkan ekstrimnya tidak akan menjalankan apa yang kita sampaikan/katakan/perintahkan kepada mereka, tanpa Like maka sub-ordinates tidak akan merasa nyaman dan tenang bekerja dengan kita yang pada akhirnya tidak akan bertahan lama dan turn over kita akan sangat tinggi, hal ini otomatis akan sangat mengganggu kinerja kita.
  • Apabila kita hanya memiliki Respect tanpa Like, maka yang terjadi adalah para sub-ordinates akan mau mendengarkan dan melakukan apa yang kita perintahkan tetapi mereka tidak akan tahan lama bekerja dengan kita,mereka akan berkomentar " Memang sih Manager/Leader kita tuh hebat, jago jualan...tapi orangnya nyebelin...jadi males....dst".
  • Apabila kita hanya memiliki Like tanpa Respect, maka yang terjadi adalah team kita hanya akan menjadi team hura-hura, team enjoy aja... Hal ini disebabkan segala yang kita sampaikan sebagai Manager/Leader sama sekali tidak digubris oleh sub-ordinates sehingga target tidak tercapai tetapi karena kita orang yang menyenangkan maka mereka akan tetap bertahan bekerja dengan kita, dan akan muncul komentar :"Memang sih Manager/Leader kita tuh bisanya omong doang (omdo/NATO : No Action Talk Only) tapi orangnya baiknya setengah mati lho...so ya udah lah...target biarin aja... nanti juga kita dibela koq kalau target nggak tercapai....dst".

Buat temen-temen calon Manager/Leader atau yang sudah menjabat, semoga artikel ini bisa menjadi bahan pertimbangan/evaluasi diri untuk menjadi lebih baik dan lebih sukses. Semoga Bermanfaat...

EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Thursday, March 8, 2007

Do You Know?

Love Thursday!
Dari data yang dibuat oleh para ilmuwan/pakar di bidang neurology, ditemukan bahwa otak manusia rata-rata setiap harinya menyimpan bagian-bagian informasi secara terpisah sebanyak 1.000.000 (satu juta).
Setiap bagian informasi yang disimpan di otak tadi dinamakan dengan "memory trace". Jika anda mengalikan satu juta dengan 365 hari dan mengalikannya lagi dengan total usia anda, maka anda akan tahu sudah berapa banyak memory trace yang telah anda pergunakan. Para pakar neurology memperkirakan rata-rata otak manusia berisi sekitar tujuh puluh trilyun (70 trilyun) memory trace. Semoga Bermanfaat
Sumber : Buku Secret of Self Hypnosis, karangan DR. Bruce Goldberg.
EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Nasib Anda Ada di Tangan Anda


Love Thursday!
Alkisah ada seorang anak kecil hidup bersama dengan sang kakek. Sang kakek ini terkenal di seluruh pelosok negeri sebagai seorang yang arif dan bijaksana, dan hal ini rupanya menurun juga kepada cucunya.

Suatu hari si cucu berlari-lari sambil memegang seekor burung kecil (sejenis burung gereja) dan memanggil-manggil sang kakek. Kemudian sambil tetap menggenggam burung kecil tersebut, ia bertanya kepada sang kakek " Kek, saya mau tanya nih, menurut Kakek burung yang saya pegang ini HIDUP atau MATI?"

Sang Kakek terdiam sejenak kemudian berkata " Cucuku, kalau aku jawab HIDUP... maka burung itu akan kamu genggam dengan erat sehingga burung itu MATI... kalau aku jawab MATI maka kamu akan melepaskan burung itu..... Jadi nasib burung itu ada di TANGAN KAMU"

So...dari cerita singkat diatas dapat kita petik satu pelajaran bahwa yang bisa merubah nasib kita dan menjadikan kehidupan kita seperti apa di masa yang akan datang tidak tergantung pada siapapun,tidak orang tua anda, kakak anda, saudara anda, temen anda, bos anda, suami/istri anda juga tidak....semua ada di TANGAN ANDA! Semoga Bermanfaat...

EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)


The Eagle's Spirit! (Semangat Sang Elang)


Love Thursday!

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.


Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.


Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan --- suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari. Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.

Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu
adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda.

Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Kita adalah elang-elang itu. Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah!


That's one of the reason why i choose Eagle's Spirit as my Blog's name..... Thank U very much to Ms. Yani Geraldi for sharing this article with me.... Keep The Eagle's Spirit!


EdySantoso (trainer&motivator tgfnusantara)

Edy Santoso K.S, CNLP

Edy Santoso K.S, CNLP
Founder &CEO

BREAK YOUR LIMIT!

Hancurkan Segala Hal Yang MEMBATASI Diri Anda MERAIH KESUKESAN! Hadir & DAPATKAN teknik serta tips untuk menghancurkan Mental Blok Anda secara efektif dalam seminar sehari "BREAK YOUR LIMIT!"

Outline Seminar :
- About Neuro Linguistic Programming (NLP)
- All About Your Brain
- The Law & Language of Subsconcious Mind
- Subsconcious Reprograming (Powerful SELF-TALK)
- Anchoring Yourself To Success
- Reach Your Goal with S.M.A.R.T.
- Visualize Yourself To SUCCESS!

Our Programs

Workshop

Merupakan program Classroom Training, yaitu pelatihan yang diselenggarakan didalam ruang kelas dengan metode Experiental Learning dimana 30% Teori dan 70% Praktek dan peserta terbatas (maksimal 30 orang).

Workshop

Seminar

Merupakan program khusus yang diselenggarakan dengan metode Attractive Communication dan Edutainment dimana peserta dalam jumlah besar (minimal 50 orang s.d. tidak terbatas).

Seminar

Seminar

Super Outbound Training

Merupakan program training yang diselenggarakan di luar ruangan dengan konsep Experiental Game Learning yang dipadu dengan Classroom Training akan meningkatkan produktifitas Anda maupun perusahaan Anda.

Super Outbound Training

Super Outbound Training

In-House Training

Merupakan program Training yang diselenggarakan berdasarkan undangan dari perusahaan/instansi, yayasan, organisasi maupun pribadi dengan materi yang telah disesuaikan (dibuat khusus) berdasarkan kebutuhan dari masing-masing perusahaan (TNA).


Sandy MacGregor

Richard Bach

Rhonda Byrne

ZIG ZIGLAR

Patrick Ellys

Seminar

Seminar
The Secret of Motivation

Workshop

Workshop
SELLING with HEART

Followers

Lokasi Workshop/Seminar

Lokasi Workshop/Seminar
Hotel Ambhara - Jakarta

Keep The SPIRIT

Keep The SPIRIT
with 'mahaguru' NLP Drs.RH. Wiwoho,Msc

Stephen R. Covey
Powered by Blogger.