Thursday, May 10, 2007

'Jonathan Livingston Seagull'


Love Thursday!


Pada tahun 1995 saya pernah membaca sebuah buku cerita motivasi dengan judul yang sama 'Jonathan Livingston Seagull'. Buku cerita motivasi ini sangat simple dan ringkas disertai dengan ilustrasi (visualisasi) sehingga sangat membantu dalam memahami dan terlibat secara emosional dengan alur cerita. Bukunya persis seperti gambar diatas, tetapi sepertinya sudah tidak terlihat lagi di toko-toko buku. Melalui blog ini saya akan coba mengingat kembali dan berbagi cerita kepada rekan-rekan semua.


Buku ini bercerita tentang kehidupan seekor burung camar yang bernama 'Jonathan'. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa burung camar hidup dalam koloni yang besar di bebatuan karang di samudra (laut). Dalam kehidupan koloni camar terdapat suatu rutinitas yang berjalan secara terus menerus setiap hari dari pagi hingga petang. Mereka setiap hari terbang rendah mengikuti buritan kapal nelayan dan mulai berebut ikan-ikan kecil atau remah-remah roti sisa para nelayan. Begitulah rutinitas yang dilakukan oleh koloni burung camar.


Dalam rutinitas itu, si Jonathan mulai berpikir adakah cara lain untuk mendapatkan makanan selain harus terbang rendah dan berebut setiap hari?. Jonathan mulai merasa jenuh dan ia mulai tidak mau ikut kawanan camar terbang rendah dan berebut makanan. Ia hanya berdiri diatas bebatuan sambil termenung. Ketika suatu hari ia melihat sebuah bayangan di depannya, iapun mendongakkan kepalanya dan melihat diatas langit yang tinggi seekor elang tengah terbang dengan gagah serta kecepatan yang tinggi. Jonathan pun mulai bertanya-tanya dalam hati, 'Bisa nggak ya...saya seekor burung camar terbang tinggi serta cepat seperti seekor burung elang?'


Pertanyaan ini terus merasuk ke dalam pikiran Jonathan. Kemudian ia mulai belajar terbang tinggi sementara kawanan camar yang lain tetap menjalankan rutinitasnya. Setiap hari ia belajar terbang tinggi dan kecepatan. Ia terus belajar terbang dari pagi dan baru pulang pada petang hari. Sementara ia tidak memperdulikan kondisi tubuhnya yang semakin kurus karena tidak makan selama beberapa hari. Melihat kondisi Jonathan, ayah dan ibunya merasa kasihan dan menegur Jonathan, " Nak, lihat tubuhmu yang kurus dan lemah, untuk apa kamu belajar terbang seperti elang, ingatlah nak bahwa kamu ini burung camar yang hanya bisa terbang rendah...besok kamu harus ikut bersama kawanan untuk berebut makanan, pikirkan baik-baik Jonathan!" Sepanjang malam Jonathan tidak bisa tidur karena memikirkan kata-kata orang tuanya.
Keesokan harinya Jonathan memutuskan untuk menuruti saran orang tuanya dan mulai pergi bersama kawanan burung camar untuk berebut ikan-ikan kecil dan remah-remah roti sisa para nelayan serta pulang pada petang harinya. Selama seminggu penuh ia menjalankan rutinitas sebagai burung camar, dan pada suatu pagi Jonathan teringat kembali tentang burung elang. Jonathan hari itu kembali belajar terbang tinggi dan kecepatan seperti elang.
Jonathan terus berlatih dan berlatih selama sebulan penuh dan pada saat ini ia telah mampu terbang tinggi dengan kecepatan seperti burung elang. Pada suatu pagi tidak seperti biasa semua kawanan burung camar tidak pergi ke laut mencari ikan-ikan kecil. Mereka berkumpul dan membentuk lingkaran. Jonathan bingung melihat situasi tersebut, kemudian sang Tetua maju ke tengah lingkaran dan berkata, "Wahai warga burung camar semua, hari ini kita berkumpul bersama untuk menyaksikan dan melakukan pengadilan terhadap pelanggaran Norma dan Etika nenek moyang kita sebagai burung camar....(sang Tetua terdiam sejenak dan semua kawanan hening).....Jonathan!......Kamu maju ketengah lingkaran!....." pekik sang Tetua. Jonathan sangat kaget dan kebingungan, kemudian sang Tetua berkata kembali, "Kamu telah terbukti melanggar Norma dan Etika serta menyimpang dari kodrat kamu sebagai burung Camar!" Jonathan bertanya, "Apa salahku wahai Tetua?" ...... "Apa salahmu?.... Kamu telah membuat malu bangsa burung camar, kamu tidak mau mengikuti cara burung camar yaitu terbang rendah dan berebut makanan setiap hari.....bahkan lebih memalukan lagi bahwa kamu mencoba belajar terbang seperti burung elang!" pekik sang Tetua. Kemudian si Jonathan berkata," Apakah salah jika saya bisa terbang tinggi seperti burung elang dan terbang malam seperti burung hantu sehingga untuk memperoleh makanan saya tidak perlu berebut dengan teman-teman, saudara bahkan orang tuaku sendiri?, tidakkah itu lebih baik?" Suasana menjadi tegang dan terdengar teriakan "huuuuuuuu, buang saja dia, usir dari kawanan, mencemarkan nama baik burung camar....memalukan.....usir...usir...usir!" Sang Tetua pun berkata, " Baiklah Jonathan, kalau kamu tetap memilih cara kamu dan tidak mau mengikuti Norma dan Etika kita sebagai burung camar maka kamu harus keluar dari sini....Pengawal, bawa si Jonathan ke tempat pembuangan!!!!!!!!"
Si Jonathan terlihat sedih dan ia memeluk ayah ibunya, mengucapkan selamat tinggal. Di tempat pengasingan ia terus mengasah keterampilannya terbang tinggi dengan kecepatan. Dan ternyata ia tidak sendiri, ia bertemu dengan beberapa ekor burung camar yang memiliki tujuan yang sama dengannya. Dengan terbang tinggi seperti elang ternyata ia menemukan berbagai jenis makanan seperti di padang rumput ia menemukan belalang, capung, ulat yang lezat untuk disantap. Dengan terbang malam seperti burung hantu ia bisa menikmati ikan-ikan kecil tanpa harus berebut dengan sesama burung camar. Jonathan sangat bahagia karena ia bisa makan apa yang burung camar lain tidak bisa makan karena mereka hanya bisa terbang rendah.
Filosofi dari cerita tersebut adalah bahwa sering kali apabila kita melakukan hal yang berbeda/lain dari biasanya maka kita dianggap aneh, tidak patuh, pemberontak dan sebagainya. Sebagai contoh mengenai pekerjaan, dalam kehidupan kita, orang tua selalu menyarankan agar anaknya bekerja sebagai karyawan yang berpenghasilan tetap atau menjadi dokter, insinyur, pengacara. Tetapi apabila si anak ternyata memilih bekerja sebagai seorang Marketer, maka reaksi yang timbul adalah "Buat apa jadi marketer, penghasilannya tidak menentu, jam kerjanya panjang, status nggak jelas, akan dilecehkan orang dan sebagainya. Memang tidak banyak orang yang mau bekerja sebagai marketer, tetapi apabila meraih keberhasilan maka banyak hal yang bisa didapatkan yang tidak bisa didapatkan oleh seorang karyawan. Di Amerika pernah dilakukan survey yang menyebutkan bahwa 20% dari milyuner di Amerika bekerja dalam bidang Marketing. Seorang Marketer sama seperti si Jonathan yang mau melakukan apa yang burung camar lain tidak mau lakukan. Sebagai seorang Marketer, ketika orang lain sudah pulang kerja ia masih harus presentasi, sementara orang lain sudah tidur lelap ia masih harus entertaint klien, ketika orang lain berlibur di akhir pekan ia masih harus bertemu dengan calon klien dan masih banyak lagi.
Tetapi pada saat seorang Marketer mencapai kesuksesan, maka banyak hal yang ia bisa nikmati yang orang lain tidak bisa. Seorang Marketer yang sukses mendapatkan penghasilan jauh lebih besar dari seorang karyawan, bisa menjalankan hobinya sementara orang lain masih bekerja, bisa jalan-jalan tanpa harus minta ijin cuti, bisa membeli banyak hal yang tidak bisa dibeli oleh karyawan, bisa mendapatkan promosi jauh lebih cepat dan masih banyak lagi.
Karena itu LAKUKAN APA YANG ORANG LAIN TIDAK MAU LAKUKAN.....DAN PADA SAATNYA NANTI ANDA AKAN BISA MENIKMATI APA YANG ORANG LAIN TIDAK BISA MENIKMATI!
SALAM POSITIF!
EdySantoso (trainer&motivator)

No comments:

Edy Santoso K.S, CNLP

Edy Santoso K.S, CNLP
Founder &CEO

BREAK YOUR LIMIT!

Hancurkan Segala Hal Yang MEMBATASI Diri Anda MERAIH KESUKESAN! Hadir & DAPATKAN teknik serta tips untuk menghancurkan Mental Blok Anda secara efektif dalam seminar sehari "BREAK YOUR LIMIT!"

Outline Seminar :
- About Neuro Linguistic Programming (NLP)
- All About Your Brain
- The Law & Language of Subsconcious Mind
- Subsconcious Reprograming (Powerful SELF-TALK)
- Anchoring Yourself To Success
- Reach Your Goal with S.M.A.R.T.
- Visualize Yourself To SUCCESS!

Our Programs

Workshop

Merupakan program Classroom Training, yaitu pelatihan yang diselenggarakan didalam ruang kelas dengan metode Experiental Learning dimana 30% Teori dan 70% Praktek dan peserta terbatas (maksimal 30 orang).

Workshop

Seminar

Merupakan program khusus yang diselenggarakan dengan metode Attractive Communication dan Edutainment dimana peserta dalam jumlah besar (minimal 50 orang s.d. tidak terbatas).

Seminar

Seminar

Super Outbound Training

Merupakan program training yang diselenggarakan di luar ruangan dengan konsep Experiental Game Learning yang dipadu dengan Classroom Training akan meningkatkan produktifitas Anda maupun perusahaan Anda.

Super Outbound Training

Super Outbound Training

In-House Training

Merupakan program Training yang diselenggarakan berdasarkan undangan dari perusahaan/instansi, yayasan, organisasi maupun pribadi dengan materi yang telah disesuaikan (dibuat khusus) berdasarkan kebutuhan dari masing-masing perusahaan (TNA).


Sandy MacGregor

Richard Bach

Rhonda Byrne

ZIG ZIGLAR

Patrick Ellys

Seminar

Seminar
The Secret of Motivation

Workshop

Workshop
SELLING with HEART

Followers

Lokasi Workshop/Seminar

Lokasi Workshop/Seminar
Hotel Ambhara - Jakarta

Keep The SPIRIT

Keep The SPIRIT
with 'mahaguru' NLP Drs.RH. Wiwoho,Msc

Stephen R. Covey
Powered by Blogger.