Nguyen Tranh adalah salah satu negarawan terbesar untuk bangsa Vietnam. Berkat kejujuran, ketegasan dan keyakinan diri yang tinggi Tranh mampu menyelesaikan masalah yang paling rumit sekalipun.
Selain sikap dan karakternya yang unik, Tranh juga terkenal karena kependekan tubuhnya. Tubuhnya tidak normal untuk ukuran orang-orang seumurnya. Hanya sedikit lebih tinggi dari pinggang orang dewasa. Barangkali untuk orang lain, “cacatnya” ini bisa membuat rendah diri, peragu dan menutup diri. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Tranh.
Saat itu hubungan antara Vietnam dan Cina sedang bergolak. Permusuhan tidak hanya terjadi antar kepala negara namun juga merasuk dalam perilaku masing-masing penduduknya. Meskipun konflik belum pasti akan menyebabkan peperangan, namun ketegangan yang meningkat dari waktu ke waktu sangat potensial memicu timbulnya konflik bersenjata. Orang bisa setiap saat angkat bedil. Petinggi Vietnam menyadari hal ini dan berpikir bahwa mencegah akan lebih bijaksana daripada mengobati. Berusaha untuk mencairkan kekakuan hubungannya dengan Cina, maka diutuslah Tranh sebagai utusan khusus.
Saat Tranh tiba di Cina, ia dipersilahkan untuk bertemu dengan Kaisar Cina. Singgasana kaisar sungguhlah indah. Kursi dengan kain beludru mutu utama, hiasan dari kulit binatang pilihan dan busana kaisar benar-benar mencerminkan wibawa seorang petinggi sejati. Tranh mengambil gerakan bersujud didepan kaisar dan kemudian berdiri diatas kedua kakinya. Kaisar dengan nada lembut sambil menundukkan kepala bertanya: “Apakah penduduk Vietnam semuanya pendek-pendek seperti Anda?”
Dengan jiwa kenegarawanan yang besar, Tranh dengan rendah hati menjawab: ”Maafkan saya Yang Mulia, di Vietnam ada orang yang tinggi namun ada juga yang pendek. Kaisar kami, dengan kebijaksanaannya, mengirimkan utusan khusus yang mewakili masalah yang kita hadapi. Karena masalah yang ingin hamba diskusikan dengan Yang Mulia hanyalah masalah sepele,” kata Tranh dengan nada yang tetap rendah hati, ”Maka kaisar mengutus hamba untuk melakukan perundingan. Namun jika masalah yang didiskusikan adalah masalah besar, maka beliau akan mengirim orang yang lebih besar untuk menegosiasikannya.”
Selain sikap dan karakternya yang unik, Tranh juga terkenal karena kependekan tubuhnya. Tubuhnya tidak normal untuk ukuran orang-orang seumurnya. Hanya sedikit lebih tinggi dari pinggang orang dewasa. Barangkali untuk orang lain, “cacatnya” ini bisa membuat rendah diri, peragu dan menutup diri. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Tranh.
Saat itu hubungan antara Vietnam dan Cina sedang bergolak. Permusuhan tidak hanya terjadi antar kepala negara namun juga merasuk dalam perilaku masing-masing penduduknya. Meskipun konflik belum pasti akan menyebabkan peperangan, namun ketegangan yang meningkat dari waktu ke waktu sangat potensial memicu timbulnya konflik bersenjata. Orang bisa setiap saat angkat bedil. Petinggi Vietnam menyadari hal ini dan berpikir bahwa mencegah akan lebih bijaksana daripada mengobati. Berusaha untuk mencairkan kekakuan hubungannya dengan Cina, maka diutuslah Tranh sebagai utusan khusus.
Saat Tranh tiba di Cina, ia dipersilahkan untuk bertemu dengan Kaisar Cina. Singgasana kaisar sungguhlah indah. Kursi dengan kain beludru mutu utama, hiasan dari kulit binatang pilihan dan busana kaisar benar-benar mencerminkan wibawa seorang petinggi sejati. Tranh mengambil gerakan bersujud didepan kaisar dan kemudian berdiri diatas kedua kakinya. Kaisar dengan nada lembut sambil menundukkan kepala bertanya: “Apakah penduduk Vietnam semuanya pendek-pendek seperti Anda?”
Dengan jiwa kenegarawanan yang besar, Tranh dengan rendah hati menjawab: ”Maafkan saya Yang Mulia, di Vietnam ada orang yang tinggi namun ada juga yang pendek. Kaisar kami, dengan kebijaksanaannya, mengirimkan utusan khusus yang mewakili masalah yang kita hadapi. Karena masalah yang ingin hamba diskusikan dengan Yang Mulia hanyalah masalah sepele,” kata Tranh dengan nada yang tetap rendah hati, ”Maka kaisar mengutus hamba untuk melakukan perundingan. Namun jika masalah yang didiskusikan adalah masalah besar, maka beliau akan mengirim orang yang lebih besar untuk menegosiasikannya.”
No comments:
Post a Comment