Belahan Kiri
- Pada hakikatnya, belahan kiri melakukan bagian yang lebih logis/verbal.
- Berkaitan dengan kata-kata
- Pembagian hal-hal yang spesifik
- Analisa, yang berarti menguraikan
- Cara berpikir runtut (prosedural)
- Terikat oleh waktu
Belahan Kanan
- Intuititif dan Kreatif
- Berkaitan dengan gambar-gambar
- Hal-hal yang bersifat keseluruhan dan hubungan antar bagian
- Sintesa, yang berarti menyatukan
- Bebas Waktu
- Imajinasi
- Suara Hati
Walaupun orang menggunakan kedua belahan otaknya, salah satu sisi pada umumnya cenderung mendominasi tiap individu. Tentu saja idealnya adalah mengolah dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa agar mempunyai perlintasan yang baik antara kedua belahan otak tersebut sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk menanganinya. Akan tetapi orang cenderung untuk tetap tinggal dalam "comfort zone" dari belahan dominan mereka dan memproses tiap situasi menurut preferensi otak kanan atau kirinya.
Abrham Maslow mengemukakan, "Orang yang ahli menggunakan martil cenderung berpikir bahwa segalanya adalah paku." Ini adalah faktor lain yang mempengaruhi perbedaan persepsi dimana dua orang melihat satu masalah yang sama tetapi memberikan respon yang berbeda. Orang dengan otak kanan dan otak kiri cenderung melihat dengan cara yang berbeda.
Kita hidup dalam dunia yang terutama didominasi oleh otak kiri, dimana kata-kata dan ukuran serta logika berkuasa, sementara aspek yang lebih kreatif, intuitif, perasaan, artistik dari sifat kita sering dinomorduakan. Banyak dari kita merasa lebih sulit untuk menyadap kapasitas otak kanan kita.
Akan tetapi persoalannya adalah bahwa kita mampu melaksanakan banyak macam proses berpikir yang berbeda tetapi kita hampir tidak menyadari potensi kita tersebut. Ketika kita sadar akan kapasitas yang berbeda, secara sadar kita dapat menggunakan pikiran kita untuk memenuhi kebutuhan spesifik dengan cara yang lebih efektif.
Berdasarkan teori tentang penciptaan bahwa Everything is Created Twice (Segalanya diciptakan dua kali) yaitu :
1. Mental Creation (Created in the Mind/Penciptaan dalam Pikiran)
2. Physical Creation (Actually Created/Penciptaan secara fisik/nyata)
Sebagai contoh, apabila anda membangun sebuah rumah. Anda menciptakannya secara rinci sebelum anda menanam pasak pertama di tempatnya. Anda mencoba mendapatkan pemahaman yang sangat jelas tentang rumah seperti apa yang anda kehendaki. Jika Anda menginginkan sebuah rumah yang berorentiasi kepada keluarga, maka anda akan merancang untuk menempatkan ruang keluarga sebagai tempat berkumpul. Anda merencanakan pintu sorong dan pekarangan di belakang rumah tempat anak-anak bermain. Anda bekerja dengan gagasan. Anda bekerja dengan pikiran anda sehingga anda mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang anda ingin bangun.
Kemudian anda menuangkannya menjadi cetak biru dan mengembangkan rencana konstruksi. Semua ini dikerjakan sebelum tanahnya disentuh. Jika tidak, maka dalam penciptaan kedua, penciptaan secara nyata, anda akan terpaksa membuat perubahan mahal yang mungkin melipatduakan biaya pembangunan rumah anda.
Jika kita menggunakan teori dominansi otak sebagai model, jelaslah bahwa kualitas dari penciptaan pertama kita sangat dipengaruhi oleh kemampuan kita menggunakan otak kanan kita yang kreatif. Semakin kita dapat memanfaatkan kapasitas otak kanan kita, semakin lengkap kita melakukan visualisasi, melakukan sintesa, melampaui waktu dan keadaan sekarang, memproyeksikan keseluruhan gambar dari apa yang kita ingin kerjakan dan cita-cita kita nantinya.
Untuk dapat memaksimalkan otak kanan, dapat kita lakukan dengan dua hal dibawah ini:
1. Meluaskan Perspektif
Kadang kita terlempar keluar dari lingkungan dan pola pikir otak kiri kita dan masuk ke dalam otak kanan melalui pengalaman yang tidak direncanakan. Kematian orang yang dikasihi, penyakit parah, atau musibah besar dapat menyebabkan kita mundur, memperhatikan kehidupan kita, dan mengajukan beberapa pertanyaan sulit pada diri sendiri: "Apa yang sebenarnya penting? Mengapa saya mengerjakan yang sedang saya kerjakan?".
Namun, apabila kita sadar bahwa kita bisa mengendalikan dan memilih terhadap apa yang kita pikirkan atau kita inginkan terjadi dalam hidup kita maka untuk meluaskan perspektif tidak harus menunggu orang lain atau peristiwa yang datang kepada kita tetapi kita bisa menciptakan sendiri pengalaman yang dapat meluaskan perspektif kita.
2. Visualisasi dan Afirmasi
Segala informasi yang masuk ke otak kita ternyata akan dibaca oleh otak kita menjadi gambar-gambar. Karena itu sangat penting untuk melakukan visualisasi terhadap kehidupan kita. Kita bisa menggambarkan kehidupan seperti apa yang kita inginkan 5 tahun kedepan bahkan 10 atau 20 tahun kedepan. Dan dengan visualisasi akan mengasah kemampuan otak kanan kita sehingga semakin maksimal.
Afirmasi atau penegasan juga sangat penting dilakukan karena afirmasi juga akan mengantarkan kita pada seperti apa diri kita dalam kehidupan dalam peran kita dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat atau sosial. Dengan melakukan afirmasi akan merangsang otak kanan untuk membacanya dalam bentuk gambar sehingga otak kananpun akan semakin maksimal berfungsi sehingga pada akhirnya akan terjadi keseimbangan dalam menggunakan seluruh otak kita.
Salam POSITIF!
EdySantoso (Trainer&Motivator)
No comments:
Post a Comment