Dalam artikel terdahulu saya telah menulis tentang apa itu REFRAMING dengan beberapa kisah yang menggambarkan tentang REFRAMING.
RERAMING mengajarkan kepada kita untuk melihat dan mempertimbangkan sudut pandang dari kaca mata orang lain, untuk tidak memaksakan mengukur kaki orang lain dengan sepatu kita. Dalam beberapa sesi training yang saya adakan, setelah mereka memahami tentang REFRAMING bisa mengatakan bahwa "Paling tidak nih kita jadi orang yang lebih baik dengan bisa memahami pemikiran orang lain walaupun orang lain tersebut memiliki perilaku/tindakan/kata-kata yang sama (tetap keras kepala, tetap menjengkelkan, tetap bermuka asam,dll)". Wow, betapa dunia akan menjadi DAMAI apabila kita semua memahami dan menerapkan REFRAMING dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sebagian besar dari kita terlalu sibuk menyalahkan orang lain atas timbulnya suatu permasalahan dan menuntut agar orang lain lah yang harus berubah, orang lain lah yang harus mengerti kita. Hanya kalau kita berubah maka orang lain juga akan ikut berubah.
Akan tetapi tidak semua hal bisa kita lakukan REFRAMING.
1. Syarat melakukan REFRAMING
adalah apabila kejadian atau sesuatu hal tersebut TIDAK BISA DIRUBAH, sebagai contoh ; Oang yang mengeluh karena tinggi badannya 2 meter. Terhadap orang tersebut tidak mungkin kita gergaji kakinya agar tinggi badannya menjadi 1 meter 70 cm, tetapi yang harus kita lakukan adalah mencari hal-hal positif apa yang menguntungkan orang dengan tinggi badan 2 meter, misal dalam bidang olah raga : menjadi pemain basket.
Marilah kita perhatikan sekali lagi mengenai arti dari REFRAMING sehingga kita bisa lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari :Upaya untuk membingkai ulang suatu kejadian, dengan mengubah sudut pandang tanpa mengubah kejadiannya itu sendiri.
1. Cara melakukan REFRAMING
Ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu:
- CONTEXT REFRAMING : Merubah sudut pandang dengan merubah konteksnya.
Contoh :
Suatu hari ada seorang bankir yang sangat sukses dan merasa keberatan serta tertekan karena memiliki anak gadis yang sangat keras kepala sedangkan istrinya adalah seorang ibu yang penyabar dan lemah lembut dan ia menganggap bahwa sikap anak gadisnya yang keras kepala tersebut dikarenakan istrinya tidak bisa mendidik anak. Ia mendatangi seorang terapis dan mengutarakan bahwa anak gadisnya selalu membantah setiap perkataan ataupun nasehatnya (keras kepala).
Kemudian
sang terapis mulai bertanya : "Pak, apakah Bapak menjadi seorang bankir karena warisan, tiba-tiba Bapak dipanggil dan diangkat menjadi seorang Presiden Direktur?"
Bankir : "Tidak, saya memulai dengan kerja keras dari NOL BESAR".
Terapis : "Apabila Bapak menemukan suatu proses kredit yang tidak sesuai dengan prosedur dan hukum yang ada sehingga akan merugikan Bapak, apakah Bapak bersikeras menolaknya?
Bankir : "Tentu saja saya akan bersikeras dan dengan sangat tegas menolaknya?"
Terapis : "Pak, menurut saya Bapak telah memberikan bekal yang sangat berharga untuk anak
gadis Bapak berupa sikap keras kepala....Seandainya pada suatu hari ada seorang
pemuda yang berniat jahat ingin mengajak anak gadis Bapak, tetapi ia
menolak 1x,10x, 100x...Apakah Bapak tidak bersyukur memiliki seorang
anak gadis yang sangat memegang teguh prinsip norma, agama?"
BUM, si bankir langsung berubah dalam menyikapi anak gadisnya yang keras kepala. Anak gadisnya tetap keras kepala (kejadian/perilaku) tetapi sudut pandang si bankir berubah dalam melihat sikap keras kepala untuk konteks pergaulan.
- MEANING REFRAMING : Merubah sudut pandang dengan merubah artinya.
Contoh :
Dalam sebuah rumah tangga, para anggota keluarga (ayah dan anak-anak) merasa tertekan dan tidak nyaman dengan sikap sang ibu yang sangat pembersih terutama terhadap karpet besar di ruang depan. Sang ibu selalu membersihkan karpet tersebut setiap ada jejak kaki yang menempel dengan disertai omelan dan ungkapan kekesalan lainnya. Setiap ada jejak kaki di karpet ia dengan segera akan membersihkannya dan meminta agar suaminya atau anaknya melepas dulu sepatunya sebelum melewati karpet atau lewat pintu belakang saja. Suami dan anaknya sudah sering mengatakan agar membiarkan saja, memangnya jet lee bisa lewat karpet tanpa meninggalkan jejak kaki.
Akhirnya sang suami menemui seorang family terapis dan mengutarakan keberatannya tersebut. Pada hari yang telah dijanjikan sang terapis datang ke rumah dan berbicara dengan sang ibu yang sangat pembersih.
Terapis : "Ibu, tolong pejamkan mata ibu sekarang, dan Ibu bayangkan bahwa Ibu
melihat karpet ibu sangat bersih, terlihat dengan jelas bulu-bulunya dan terasa sangat
lembut, tidak ada satupun bekas jejak kaki diatas karpet Ibu.. (wajah sang ibu terlihat
cerah dengan senyum penuh kebahagiaan di bibir)"
"Karpet Ibu masih bersih, tanpa terlihat satu pun jejak kaki disana...dan itu
berarti bahwa orang-orang yang Ibu cintai tidak berada di sekitar
Ibu, itu berarti bahwa Ibu hidup sendiri...ya hanya Ibu...tidak ada
orang-orang yang Ibu cintai..." (wajah
sang ibu terlihat sedih dan meneteskan air mata)
Sang Ibu tetap pembersih, tetapi setiap ia melihat jejak kaki di karpet ia tidak lagi marah, kesal, stress dan mengomel tetapi ia justru bahagia karena itu berarti anaknya telah pulang, suaminya telah pulang dan semua orang yang ia cintai berada di dekat sang ibu.
Itulah REFRAMING, sang terapis bisa saja berusaha untuk merubah perilaku sang ibu agar tidak membersihkan karpetnya setiap ada bekas jejak kaki dan tidak mengomel (pasti tidak berhasil juga karena si suami dan anaknya telah melakukan cara itu setiap kali dan gagal. Dengan merubah arti dari jejak kaki di karpet, sang ibu tetap pembersih tetapi menjadi lebih bahagia.
REFRAMING akan membuat hidup kita jauh lebih baik, lebih bahagia, lebih tenang, terhindar dari stress, lebih bijaksana.
REFRAMING bisa kita terapkan dalam segala bidang kehidupan, dalam rumah tangga, dalam pekerjaan, dalam bisnis, dan dalam masyarakat.
Salam POSITIF!
Edy Santoso (trainer&motivator)
No comments:
Post a Comment